MARK ZUCKERBERG BERAMBISI JADI PRESIDEN AS?
MARK ZUCKERBERG BERAMBISI JADI PRESIDEN AS?
Ketika Facebook melakukan perubahan stuktur saham mereka awal tahun ini, berkas resmi yang mereka ajukan menyertakan sebuah klausul menarik. Adalah Forbes yang pertama kali mendapati klausul unik tersebut, yang bunyinya adalah Mark Zuckerberg bakal tetap mampu mengendalikan Facebook sekalipun tak lagi menjabat sebagai CEO, dengan catatan jika Zuckerberg ditarik sebagai pejabat pemerintahan.
Mengingat klausul tersebut disertakan ke dalam berkas yang penuh berisi dengan istilah hukum yang rumit, pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan: apakah Mark Zuckerberg berambisi untuk menjadi Presiden AS?
Garis besar dari kesepakatan tersebut sangat sederhana: Zuckerberg ingin menjual saham miliknya dalam jumlah besar demi mendanai yayasan amal Chan-Zuckerberg miliknya, namun juga tak ingin kehilangan hak suara di Facebook, terutama sebagai pemegang saham terbesar. Selama Zuckerberg menjabat sebagai CEO, para investor tak akan keberatan dengan ketentuan tersebut, namun sebuah tuntutan hukum baru telah membuat para anggota dewan direksi mulai khawatir dengan klausul tersebut.
Bloomberg mengabarkan kalau masalah ini sempat menjadi perdebatan sengit di Facebook; anggota dewan direksi Erskine Bowles bersikeras agar klausul tersebut dihapus, sementara Mark Andreessen berada di pihak Mark Zuckerberg dan menyangkal keberatan Erskine. Tuntutan hukum tadi menuduh upaya Andreessen untuk berkomunikasi dengan Zuckerberg telah melanggar tugasnya selaku anggota dewan direksi. Facebook sendiri telah menyampaikan pernyataan resmi yang intinya menyangkal terjadinya perpecahan di kalangan dewan direksi.
.
Ketika Facebook melakukan perubahan stuktur saham mereka awal tahun ini, berkas resmi yang mereka ajukan menyertakan sebuah klausul menarik. Adalah Forbes yang pertama kali mendapati klausul unik tersebut, yang bunyinya adalah Mark Zuckerberg bakal tetap mampu mengendalikan Facebook sekalipun tak lagi menjabat sebagai CEO, dengan catatan jika Zuckerberg ditarik sebagai pejabat pemerintahan.
Mengingat klausul tersebut disertakan ke dalam berkas yang penuh berisi dengan istilah hukum yang rumit, pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan: apakah Mark Zuckerberg berambisi untuk menjadi Presiden AS?
Garis besar dari kesepakatan tersebut sangat sederhana: Zuckerberg ingin menjual saham miliknya dalam jumlah besar demi mendanai yayasan amal Chan-Zuckerberg miliknya, namun juga tak ingin kehilangan hak suara di Facebook, terutama sebagai pemegang saham terbesar. Selama Zuckerberg menjabat sebagai CEO, para investor tak akan keberatan dengan ketentuan tersebut, namun sebuah tuntutan hukum baru telah membuat para anggota dewan direksi mulai khawatir dengan klausul tersebut.
Bloomberg mengabarkan kalau masalah ini sempat menjadi perdebatan sengit di Facebook; anggota dewan direksi Erskine Bowles bersikeras agar klausul tersebut dihapus, sementara Mark Andreessen berada di pihak Mark Zuckerberg dan menyangkal keberatan Erskine. Tuntutan hukum tadi menuduh upaya Andreessen untuk berkomunikasi dengan Zuckerberg telah melanggar tugasnya selaku anggota dewan direksi. Facebook sendiri telah menyampaikan pernyataan resmi yang intinya menyangkal terjadinya perpecahan di kalangan dewan direksi.
0 comments:
Post a Comment